Permainan tradisional khas aceh dan cara bermainnya

permainan nanggroe aceh darussalam
54 permainan tradisional aceh – Permainan tradisional merupakan sejumlah lakon sehari-hari dalam masyarakat yang kemudian disejajarkan menjadi sebuah keriangan. Ia lalu dijadikan sebagai sebuah permainan yang hidup dan berkembangan dalam masyarakat secara regenerasi. Seluruh daerah di permukaan bumi ini memiliki permainan tradisional. Namun, permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terutama terjadi di kota-kota besar. Di Aceh sendiri, tercatat sejumlah permainan dalam masyarakatnya.
Permainan yang sudah hidup dan berkembang sejak zaman dahulu (tak ditentukan) itu menjadi patut diketahui oleh anak-anak Aceh sekarang, minimal sebagai ingatan terhadap suatu yang pernah ada di Bumi Fansuri ini. Pentingnya permainan tradisional bagi anak-anak adalah terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak. Seperti berikut ini :
Macam-macam permainan tradisional anak aceh
- Meuen Galah
- Geulayang Teunang
- Silat Pelintau
- Gatok (Katok)
- Lomba Perahu Tradisional
- Geudeue-Geudeue
- Panca
- Gasing
- Sipak Raga
- Galumbang
- Geunteut (Engrang)
- Patok Lele
- Sepangkal
- King-kingan
- Tempi
- Auh-auh
- Bebilun
- Cebunih
- Gegeli
- Merimueng-rimueng
- Menduwo
- Meukrueng-krueng
- Somsom Batee
- Meuheneb
- Nebang Kayu
- Leteb
- Lehong
- Daboih
- Nandong
- Jejorosen
- Berenep Empan
- Berkekuren
- Pacu Kude
- Bebaningen
- Kededes
- Asak-asakan
- Lelumpeten
- Kude Mandi
- Pangkal
- Dukung
- Gedung Skupang
- Pak Kemiri
- Terompah Bambu dan batok
- Beciken
- Rangkam
- Pepilo
- Cek Meng
- Cengkerek
- Teng-teng Iyek
- Berkekucingen
- Itik-itiken
- Merah Mege
- Inen Maskerning
- Atu Belah
Bola Keranjang
Bola keranjang atau bahasa Gayo disebut dengan tipak rege merupakan sejenis permainan bola yang dibuat dari rotan belah yang dipergunakan pada permainan sepak takraw. Permainan ini sudah jarang sekali dilakukan. Pada bola keranjang diikat rumbai-rumbai kain yang berwarna merah, putih, dan hitam, sebanyak 15 helai. Zaman masa dahulu, sepak raga merupakan sejenis permainan rakyat. Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Lenggang Rotan
Lenggang rotan merupakan jenis permainan yang terbuat dari rotan kecil yang dibuat melingkat seperti gelang besar. Rotan yang digunakan biasanya seukuran jempol tangan atau bisa lebih kecil. Rotan yang sudah dilingkarkan seperti gelang besar akan dimainkan di pinggang sambil menggoyang pinggang. Rotan tersebut akan berputar. Orang yang rotannya jatuh terlebih dahulu dianggap kalah. Permaianan ini umumnya juga terdapat di dataran tinggi Gayo, karena di sana memang terdapat banyak rotan.
Geulayang Tunang
Geulayang Tunang terdiri atas dua kata, yaitu geulayang yang berarti layang-layang dan tunang berarti pertandingan. Dari namanya jelas mempertegas bahwa geulayang tunang merupakan pertandingan layang-layang atau adu layang yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Permainan ini sangat digemari masyarakat di berbagai daerah di Aceh. Mengenai nama permainan jenis ini, ada pula yang menyebutnya adu geulayang. Kedua istilah yang disebutkan terakhir memiliki maksud dan arti yang sama. Pada zaman dahulu, permainan ini diselenggarakan sebagai pengisi waktu setelah masyarakat suatu tempat panen padi. Sebagai pengisi waktu, permainan ini sangat bersifat rekreatif. Oleh karena itu, permainan ini sering kali dilombakan dalam acara peringatan hari kemerdekaan RI atau even-even kebudayaan lainnya di Aceh semisal Pekan Kebudayaan Aceh.
Geudeue-geudeue
Geudeue-geudeue atau ada yang menyebutnya due-due adalah permainan ketangkasan yang terdapat di daerah Pidie. Di samping ketangkasan, kegesitan, keberanian, dan ketabahan, pemain geudeue-geudeue harus bertubuh tegap dan kuat serta memiliki otot yang meyakinkan. Permainan ini kadang-kadang berbahaya, karena merupakan permainan adu kekuatan. Permainan ini dilakukan oleh seorang yang berbadan tegap. Mulanya dia tampil di arena menantang dua orang lain yang juga bertubuh tegap. Pihak pertama mengajak pihak kedua yang terdiri atas dua orang supaya menyerbu kepada yang menantang. Ketika terjadi penyerbuan, pihak pertama memukul dan menghempaskan penyerangnya (pok), sedangkan pihak yang pihak kedua menghempaskan pihak yang pertama. Dalam tiap permainan, bertindak empat orang juru pemisah yang disebut ureueng seumubla (juri), yang berdiri selang-seling mengawasi setiap pemain. Permainan ini mirip dengan olahraga sumo Jepang, bedanya hanya pada jumlah pemain.
Peupok Leumo
Peupok Leumo adalah sejenis permainan yang khas terdapat di Aceh Besar. Permainan ini merupakan suatu permainan mengadu sapi. Permainan ini sebelumnya berkembang di kalangan peternak sapi. Zaman dahulu, lazimnya peupok leumo diselenggarakan oleh sekelompok peternak yang berada pada satu lokasi seperti yang berada pada satu kampung atau lebih luas lagi satu mukim, yang diselenggarakan seminggu sekali. Hari penyelenggaraan permainan ini biasanya setiap Minggu atau Jumat, tetapi tidak tertutup kemunginan di hari lainnya. Lazimnya dilaksanakn pada sore hari, sekitar pukul 16.00-18.00 WIB atau selepas asar. Selaian peupok leumo yang mirip dengan karapan sapi di Betawi, masih ada lagi acara peupok leumo tunang, yaitu permainan peupok leumo untuk mencari sapi yang akan keluar sebagai pemenang. Acara peupok leumo tunang ini biasanya diselenggarakan dengan menggunaka panitia dan dewan juri. Persoalan waktu, tergantung kepada cuaca dan musim-musim tertentu, seperti sehabis panen atau waktu lain seperti pada hari-hari besar dan sebagainya.